Bahaya Suplemen Penurun Kolesterol: Tinjauan Mekanisme Kerja dan Risiko Kesehatan

artikel ini mengenai bahaya dari suplemen penurun kolesterol

Bahaya Suplemen Penurun Kolesterol: Tinjauan Mekanisme Kerja dan Risiko Kesehatan
Bahaya Suplemen Penurun Kolesterol: Tinjauan Mekanisme Kerja dan Risiko Kesehatan

Liputan Farmasi-- Jakarta, seorang praktisi kesehatan yang juga merupakan seorang dosen dari FKIK Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Dr. Apt. Lusy Noviani, MM membuat sebuah artikel mengenai “Bahaya Suplemen Penurun Kolesterol: Tinjauan Mekanisme Kerja dan Risiko Kesehatan”. Hal ini dilatarbelakangi oleh  berita tentang kematian yang terkait dengan penggunaan suplemen penurun kolesterol di Jepang menarik perhatian banyak pihak. Suplemen ini, yang mengandung bahan aktif red yeast rice atau beras ragi merah, dilaporkan menyebabkan kematian dan ratusan kasus rawat inap.

Red yeast rice adalah produk fermentasi dari beras yang menggunakan jamur Monascus purpureus. Bahan aktif dalam suplemen ini adalah monacolin K, yang secara kimiawi mirip dengan lovastatin, salah satu jenis obat penurun kolesterol yang bekerja sebagai inhibitor HMG-CoA reductase. HMG-CoA reductase adalah enzim yang berperan dalam sintesis kolesterol di hati, sehingga penghambatannya dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, ungkap Dr. apt. Lusy lebih lanjut.

Menurut  beliau, meskipun terdengar efektif, penggunaan red yeast rice tidak diatur seketat obat resep. Hal ini berarti kandungan monacolin K bisa bervariasi, dan ada kemungkinan adanya kontaminan atau zat tambahan yang tidak diinginkan yang dapat berpotensi berbahaya.

Kasus di Jepang menunjukkan bahwa suplemen yang diproduksi oleh Kobayashi Pharmaceutical mengandung bahan yang tidak diinginkan, termasuk zat seperti asam puberulic, yang ditemukan secara tidak sengaja selama proses produksi. Paparan terhadap zat-zat ini diduga menyebabkan kerusakan ginjal dan berkontribusi pada kasus kematian dan rawat inap yang dilaporkan.

Investigasi lebih lanjut oleh otoritas kesehatan Jepang menemukan bahwa ketidaksempurnaan dalam proses manufaktur dan kurangnya pengawasan yang ketat terhadap produk suplemen telah menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi konsumen.

Dr. apt Lusy menekankan bahwa kasus ini menyoroti perlunya peran tenaga kefarmasian untuk lebih aktif dalam pengawasan yang lebih ketat terhadap suplemen makanan, terutama yang mengandung zat aktif yang mirip dengan obat resep. Tenaga Kefarmasian dapat melakukan edukasi kepada konsumen tentang potensi risiko yang terkait dengan penggunaan suplemen ini tanpa pengawasan medis yang tepat, dan memberikan informasi bagi masyarakat tentang efek samping suplemen yang digunakan, dan tidak hanya  tergiur oleh klaim kesehatan yang menjanjikan, tetapi juga untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi suplemen, terutama yang bertujuan untuk kondisi medis serius seperti kolesterol tinggi.

Referensi:

  1. "Red yeast rice: Japan recalls supplements after investigation into deaths," Ingredients Network, 25 April 2024. 
  2. "Red yeast rice supplements linked with deaths in Japan 'not marketed' in Singapore," Channel News Asia, 31 Maret 2024. 

 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow