Penggunaan Vitamin Untuk Mata Serta Distribusinya dan Alat Bantu Penglihatan

berita ini mengenai kegiatan Webinar PAFI Sumatra Utara

Penggunaan Vitamin Untuk Mata Serta Distribusinya dan Alat Bantu Penglihatan
Penggunaan Vitamin Untuk Mata Serta Distribusinya dan Alat Bantu Penglihatan
Penggunaan Vitamin Untuk Mata Serta Distribusinya dan Alat Bantu Penglihatan

Liputan Farmasi –

Sumatra Utara, Pengurus Daerah PAFI Sumatera Utara mengadakan acara webinar yang bertemakan “Penggunaan Vitamin Untuk Mata serta Distribusinya dan Alat Bantu Penglihatan”. Acara yang diadakan pada hari Minggu (15/2/25) dengan jumlah 1000 peserta. Acara webinar ini bekerja sama dengan IROPIN Sumatra Utara dengan menghadirkan pembicara yang ahli di bidang nya seperti Syahru Romadhon, Amd RO., SKM., M.Kes, apt. Sri Merda Sari, S.Farm , apt. Hamian Na’im Harahap, S.Farm., M.Farm, apt. Delisma Sinorangkir, S.Si., M. Farm serta Ketua PAFI PD DKI Jakarta, Jatmiko, S.Si., M. Pharm dan Ketua PAFI PD  Sumatra Utara, Assoc. Prof. Dr. Muhammad Taufik, S.Si., M.Si dengan nilai SKP 4 SKP Kemenkes dan terdaftar di Akun LMS Kemenkes.

Hadir pula Ketua PD PAFI DKI Jakarta, Jatmiko, S.Si., M. Pharm yang memberikan sambutan menyatakan bahwa acara ini merupakan sebuah kontribusi PAFI kepada tenaga vokasi farmasi Sumatra Utara, dimana hadir pula dari  Ketua PD PAFI dari Riau, Kepulauan Riau, Palu, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, NTB, NTT,  DIY.  Beliau juga berharap acara webinar ini berjalan dengan lancar. PAFI DKI siap membantu Pafi Sumatra Utara atau pun seluruh Indonesia.

apt. Delisma Marsauli Simorangkir, S.Si., M.Farm membahas mengenai “Optimalisasi Penggunaan Vitamin untuk Kesehatan Mata dan Distribusinya dalam Praktek Kefarmasian”. Mata merupakan organ rumit namun efisien yang membantu kita memvisualisasikan lingkungan sekitar. Patogenesis penyakit mata dilihatdari beberapa factor seperti alergi, cedera mata, dan retinopati prematuritas. Gejala umum sakit mata yang sering terjadi seperti mata merah, terasa nyeri, gatal, kering, berair, pandangan kabur atau berbayang, kepala terasa pusing saat memfokuskan titik penglihatan pada satu objek. Peran tenaga kefarmasian dalam distribusi obat sesuai PP No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian seperti pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. 

apt. Sri Merda Sari, S.Farm membahas mengenai “Pentingnya Vitamin untuk Kesehatan Mata”.  Vitamin adalah zat organic yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dan berkembang secara normal. Vitamin yang penting untuk kesehatan mata seperti vitamin A (vitamin yang larut dalam lemak yang berperan penting dalam tubuh, kekurangan vitamin A dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti buta senja), Vitamin E ( memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mata karena sifatnya sebagai antioksidan, manfaat vitamin e untuk mata seperti menurunkan resiko kerusakan mata saat dewasa, membantu menurunkan risiko miopi),  Vitamin C (nutrisi yang berperan penting dalam berbagai fungsi biologis tubuh manusia, menjaga kadar oksigen, mencegah kerusakan sel, melindungi dari sinar UV, dan menunda degenerasi macula.

apt. Hamian Na’im Harahap, S.Farm membahas mengenai “Peran Tenaga Kefarmasian dalam Memberikan Solusi”. Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung yang bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan sedian farmasi untuk mencapai hasil yang pasti demi meningkatkan mutu kehidupan pasien dengan landasan dasar PP No.51 Tahun 2009.  Pharmaceutical Care adalah program layanan kefarmasian  yang berorientasi kepada pasien dimana apoteker bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menyelenggarakan promosi kesehatan. Peran petugas farmasi dalam memberikan suatu pelayanan kefarmasian seperti menjamin ketersediaan obat yang bermutu dan aman, memberikan pelayanan kefarmasian yang dibutuhkan pasien sesuai kondisi penyakit, memastikan bahwa pelayanan kefarmasian yang diberikan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien, mengubah pola fikir dan cara pandang masyarakan untuk dapat menyikapi secara tepat tentang informasi mengenai penyakit yang dapat diobati sendiri oleh pasien, membantu pasien agar lebih cermat dan teliti jika ingin konsumsi obat pilihannya.

Syahru Romadhon, Amd RO., SKM., M.Kes membahas mengenai “Kelainan Rekfaksi dan Alat Bantu Penglihatan”. Definisi tajam penglihatan  mata manusia digunakan untuk melihat, semakin tajam penglihatan seseorang akan semakin baik penglihatannya. Ketajam penglihatan ini disebut juga visus ketajaman penglihatan. Faktor utama yang mempengaruhi ketajaman penglihatan seperti usia, penyakit mata, pencahayaan, kebiasaan membaca dengan jarak terlalu dekat atau dalam posisi yang tidak ergonomis, serta status gizi. Jenis-jenis refraksi mata seperti myopia, hipermetropia, astigmatisma. Terdapat beberapa alat bantu penglihatan seperti kacamata, lensa kontak, lensa teleskopik, lup, dome, monitor.

Ketua PD PAFI Sumatra Utara, Assoc. Prof. Dr. Muhammad Taufik, S.Si., M.Si menjelaskan mengenai Implementasi UU No.17 Tahun 2023 dimana tujuan dari UU tersebut adalah meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian , meningkatkan aksesibilitas pelayanan kefarmasian, meningkatkan peran tenaga kefarmasian, serta meningkatkan tata kelola pelayanan kefarmasian. Ruang lingkup UU No.17 Tahun 2023 meliputi perizinan dan pengawasan, pelayanan kefarmasian, obat dan alat kesehatan, pengembangan kompetensi tenaga kefarmasian. Prinsip Pelayanan Kefarmasian itu sendiri meliputi Integritas, Akuntabilitas, Kerahasiaan, dan Keamanan. Kewenangan seorang Tenaga Kefarmasian itu sendiri terdiri dari Dispensing Obat, Informasi Obat, Konseling Obat, Farmasi Klinik.

Dalam rangkaian webinar tersebut juga terdapat acara pemberian ULOS kepada masin-masing Ketua PD PAFI yang mengikuti acara tersebut yang juga merupakan rangkaian HUT PAFI ke 79. Acara pemberian ULOS diserahkan secara simbolik melalui daring (webinar) dari pengurus PD PAFI Sumatra Utara.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow