Peningkatan Kapasitas Apoteker dan Tenaga Vokasi Farmasi dalam Penanggulangan TB: Peran Apt. Dra. Sri Riyanti, M.Pd dalam Coaching Tuberkulosis
Liputan Farmasi -- Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang serius dan masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Untuk mengatasi ini, program Public Private Mix (PPM) atau District-based Public-Private Mix (DPPM) telah diimplementasikan, bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan TBC melalui kerjasama antara fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta. Salah satu komponen penting dalam program ini adalah peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui kegiatan Coaching Tuberkulosis.
Pada tahun 2024, KOPI TB bersama Kementerian Kesehatan RI dan mitra program TBC akan mengadakan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas untuk Coach TB yang akan dilaksanakan di 80 kabupaten/kota. Kegiatan ini akan berlangsung dari Mei hingga Oktober dan bertujuan untuk membekali para coach TB dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung implementasi DPPM.
Apt. Dra. Sri Riyanti, M.Pd, merupakan salah satu narasumber yang akan berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kapasitas Coach TB ini. Beliau, yang diwakili oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) DKI Jakarta, akan memberikan materi mengenai penerapan coaching dalam penggunaan instrumen farmasi.
Pada hari Kamis, 16 Mei 2024, Apt. Dra. Sri Riyanti akan memimpin sesi di Room 4, yang diperuntukkan bagi apoteker dan tenaga kefarmasian. Sesi ini akan berlangsung dari pukul 14.30 hingga 16.00 WIB dan mencakup pembahasan penerapan materi coaching dalam penggunaan instrumen farmasi, diikuti oleh sesi diskusi.
Kegiatan peningkatan kapasitas ini bertujuan untuk:
- Memahami konsep, teknis, dan prinsip coaching secara umum.
- Memahami tatalaksana, situasi, dan kondisi terkini program tuberkulosis, termasuk kebijakan dan alur diagnosis laboratorium.
- Mampu menerapkan coaching dalam program tuberkulosis dengan menggunakan instrumen coaching TBC.
Dengan keikutsertaan Apt. Dra. Sri Riyanti, diharapkan para apoteker dapat lebih terampil dalam peran mereka dalam program TBC, termasuk dalam edukasi, pemantauan, dan pendampingan pengobatan pasien TBC. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan TBC dan keberhasilan pengobatan pasien.
What's Your Reaction?