Webinar "On Natural Drugs And Pharmaceutical Technologi"

webinar membahas mengenai pengembangan tanaman menjadi sebuah obat

Webinar  "On Natural Drugs And Pharmaceutical Technologi"
Webinar  "On Natural Drugs And Pharmaceutical Technologi"
Webinar  "On Natural Drugs And Pharmaceutical Technologi"
Webinar  "On Natural Drugs And Pharmaceutical Technologi"

Liputan Farmasi

Jakarta, 22 September 2024 Ascle Meditama Indonesia bekerjasama degan PD DKI Jakarta mengadakan webinar dengan tema On Natural Drugs And Pharmaceutical Technologi. Webinar ini menghadirkan 2 narasumber yakni Dr. Apt. Hari Purnomo, M.S. selaku medical and health science/medical chemistry/pharmaceutical chemistry gadjah mada university dan DR.(cand) dr. Inggrid Tania., Msi. Serta hampir 200 peserta di zoom meeting dengan berbagai tenaga medis yang hadir. Dengan harapan ilmu yang disampaikan dapat diaplikasikan.

Webinar dibuka oleh MC, kemudian dilanjutkan sambutan oleh ketua PD DKI Jakarta, Bapak Jatmiko, S.Si., M.Pharm. Dalam kata pembukanya beliau menyampaikan bahwa ketersediaan produk farmasi dan inovatif tentang obat-obat baru masih terbatas dan didominasi oleh produk impor. Beliau juga mengutip sebagaimana dilisankan oleh Guru Besar Ilmu Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. apt. Arief Nurrochmad, M.Si., M.Sc., “Industri farmasi di Indonesia lebih banyak melakukan formulasi dan atau pengemasan obat dibandingkan memproduksi obat berbasis riset”. Padahal di Indonesia sendiri, saat ini industri farmasi telah dapat memproduksi 90% kebutuhan produk obat dalam negeri bahkan untuk ekspor. Namun, hampir 95% produksi tersebut tergantung pada bahan baku obat (BBO) impor.

Berdasarkan laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, saat ini di Indonesia terdapat 217 industri farmasi, 18 industri bahan aktif obat, dan 1.077 sarana produksi obat tradisional. Salah satu bahan baku obat yang sering digunakan untuk produksi ialah paracetamol. Dimana kita tau bahwa penggunaan obat paracetamol ini menjadi pilihan pertama untuk masyarakat pada umumnya. Dr. Apt. Hari Purnomo, M.S. selaku narasumber pertama menyampaikan materi dengan judul penemuan obat pendamping paracetamol, drugs design, dan computational chemistrycluster.

Beliau menyampaikan,” Banyak riset yang sudah memodifikasi parasetamol, hasilnya menjadi lebih poten tetapi juga lebih toksis, meskipun ada yang lebih poten dan kurang hepatotoksis tetapi proses sintesisnya tidak ekonomis”. Dalam pemaparannya beliau juga menyampaikan penemuan obat pengganti paracetamol yakni Algetika. Ide penemuan Algetika karena kerapatan electron dan melalui Molecular Docking, aplikasi dari SBDD (Structure Base Drugs Design). SBDD adalah desain obat berbasis struktur, struktur dalam hal ini adalah reseptor. SBDD merupakan bagian dari CADD (Computer Aid Drug Design) atau Desain Obat Berbantuan Komputer. Secara garis besar CADD meliputi SBDD dan LBDD (LigandBase Drug Design). Dengan demikian untuk mendesain obat perlu mengetahui reseptor atau tempat kerja obat tersebut. Reseptor sebagai template dan molecular docking sebagai aplikasi. Selain untuk mendesain molekul, Molecular Docking dapat digunakan untuk memprediksi mekanisme kerja molekuler suatu obat.

Dalam penelitiannya beliau menyimpulkan beberapa hal, diantaranya: Lebih ramah terhadap hepar, lebih murah, Kombinasi dengan parasetamol lebih paten, Menghasilkan produk samping NH3 yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk ammonium sulfat (pupuk ZA). Namun dalam keberhasilannya tersebut, beliau mengemukakan Belum ada temuan obat sintetik dari Indonesia meskipun prodi farmasi di Indonesia sekitar 300an. Pun dengan algetika sendiri, kini masih ditangan investor dan belum mulai proses produksi.

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Salah satu contoh obat tradisional ialah jamu. Jamu telah mejadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad. DR.(cand) dr. Inggrid Tania., Msi. Selaku Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengemukakan syukurnya karena budaya sehat jamu diakui sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.

Perjuangan yang sudah lama sejak 2013, hingga akhir 2023 beliau mendapatkan pengakuan dunia tersebut. Beliau juga berharap jika budaya ini tidak punah, tetap lestari bahan mendunia. Salah satu tanaman asli Indonesia yang banyak dipakai untuk obat herbal adalah temulawak (Curcuma zanthorrhiza). Tanaman tersebut ditetapkan sebagai tanaman obat unggulan. Penetapan ini disampaikan Kementerian Kesehatan dalam pameran alat kesehatan dan farmasi dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (9/11/2023).Pada saat yang sama dr. Inggrid Tania mengatakan,“Manfaat spesifik temulawak pada anak yaitu meningkatkan nafsu makan. Dengan nafsu makan yang baik, berharap berat badan normal, tumbuh kembang dan tinggi badan normal sehingga bisa mencegah stunting akibat berat badan kurang,”.

Dalam kiprahnya beliau di bahan alam, ada beberapa kendala dalam perjalanannya, diantaranya banyaknya tenaga medis yang kurang literasi, belum bisa membedakan fitofarmaka dan jamu, tidak adanya kurikulum yang membahas herbal di fakultas kedokteran, tidak ada satupun bahan alam yang dicover JKN/BPJS. Meskipun demikian beliau berharap banyak untuk dunia herbal, terutama ketersediaan bahan baku herbal. Pemerintah dirasa perlu memberikan porsi pembiayaan yang lebih besar daripada industri dalam melaksanakan penelitian obat bahan alam sampai uji klinik. Dan perlu memikirkan bagaimana menentukan metode uji klinik yang sesuai, yang dapat memperbesar kemungkinan dihasilkannya efficacy/effectiveness yang berbeda bermakna secara statistik, namun tetap dengan keketatan saintifik.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow